Minggu, 31 Mei 2009

Penjelasan tentang AYAT KURSI

Ayat kursi diturunkan pada suatu malam setelah hijrah. Menurut riwayat, ketika ayat kursi diturunkan disretai dengan dengan beribu-ribu Malaikat sebagai pengantarnya, karena kebesaran dan kemuliaannya . Syaitan dan iblis menjadi gempar karena adanya suatu alamat yang menjadi perintang dalam perjuangannya. Rasulullah s.a.w. segera memerintahkan kepada penulis al-Qur'an, yaitu Zaid bin tsabit agar segera menulisnya dan menybarkannya.

Ada terdapat 95 buah hadist yang menjelaskan fadilah ayat kursi. Sebabnya disebut ayat ini dengan ayat kursi, karena didalamnya terdapay kata kursi, artinya tempat duduk yang megah lagi yang mempunyai martabat.

Dan bukan yang dimaksud dengan kursi ini tempay duduk tuhan, tetapi adalah kursi itu syiar atas kebesaran Tuhan.

Tuhan jadikan kursi meliputi tujuh lapis langit dan bumi , kebesaran tujuh lapis langit dan bumi jika di bandingkan dengan kebesaran kursi adalah seumpama serumpun pohon di tengah padang pasir yang luas. Di samping kiri dan kanannya kursi yang negah itu di jadikan pula beribu-ribu kursi yang kecil untuk menambah keindahan dvan kemegahannya duduk pada tiap-tiap kursi itu Malaikat yang membaca ayat kursi dan malaikat yang menulis pahala orang yang membaca ayat kursi.

BEBERAPA KHASIAT MEMBACA AYAT KURSI

Imam Ghazali menerangkan dalam kitabnya, Khawasul Qur'an: Bahwa ibnu kutaibah meriwayatkan suatu peristiwa yang terjadi di negeri Basrah, yaitu salah seorang pedagang kurma bernama Ka'ab teah pergi ke negeri Basrah membawa brang dagangannya, untuk di jual di pasar Basrah. Setelah sampai di sana , ia mencari tempay penginapan, tetapi semuanyatelah penuh diisi oleh pedagang-pedagang yang telah datang terlebih dahulu. Kemudian ia melihat melihat sebuah rumah kosong, dindingnya terdapat banyak sarang laba-laba. Kelihatannya rumah itu telah lama tidak didiami orang. Ka'ab datang kepada kepda empunya rumah, ia ingin menyewa tempat itu selama kurang lebih satu minggu. Kata yang empunya rumah, rumah itu aneh sekali, selalu menjadi buah bicara masyarakat ramai. Menurut kata-kata orang rumah itu di tempati oleh jin ifrit. Banyak orang yang menempatinya binasa olehnya.Ka'ab berkata, meskipun demikian , karena tempat lain tidak ada, saya bersedia tinggal di tempat itu, asal saja yang empunya rumah mengizinkan.
"Baiklah" kata yang empunya rumah. "saya tidak keberatan dan saya tidak memungut sewa apa-apa. Ka'ab tinggal di rumah itu mulai sore hari tidak merasa takut, tetapi setelah tengah malam Ka'ab melihat penampakan bayangan hitam dua buah bola mata menyala-nyala seperti api, mendekati Ka'ab, maka segera Ka'ab bangun dan membaca : "Allaahulaa ilaa ha illaahuwal hayyul qayyuum" tetapi bayangan itu sealu mengikuti apa yang di bacanya, sehingga hampir ayat akhir . Tetapi setelah membaca ayat akhir yang berbunyi "Walaaya udluhuu hifdluhumaa wa huwal 'aliyyul adhiim" tidak lagi ia mendengar suara yang mengikutinya.
Ka'ab herang dan mengulanginya lagi tetapi tidak juga terdengar suara yang mengikutinya maka di bacanya berulang kali kalimat tersebut dan bayangan hitam tersebut hilanglah dari hadapannya dan tercium bau seperti ada sesuatu yang terbakar Kemudian Ka'ab tidur di tempat itu dengan tidak mendapatkan gangguan apa-apa. Di pagi harinya Ka'ab melihat di salah satu sudut rumah itu bekas-bekas seperti ada sesuaut yang telah terbakar dan tampak ada abu.
Di saat itu Ka'ab mendengar suatu suara berkata: " hai Ka'ab, engkau telah membakar jin ifrit yang ganas". Ka'ab heran dan berkata : " dengan apa aku membakarnya?" jawab suara itu:" dengan firman Tuhan 'walaa ya uduhuu khifdluhumaa wahuwal aliyyul adhim.'

2. Siapa yang membaca ayat kursi dengan dawam setiap kali sembahyang fardlu , setiap pagi dan petang, setiap kali masuk ke rumah dan kepasar, ketempat tudur , dan pergi musafir , insya Allah ia akan di amankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-rajayang kejam, kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudaratkan. Terpelihara dirinya dan keluarganya, anak-anaknya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kekaraman dan kebakaran. Didapatnya keselamatan an kesehatannya jasmaninya dengan izin Tuhan yang maha hidup dan berdiri sendiri ( maha kaya).
Demikianlah yang terdapat dalam keterangan pada kitab khasawul Qur'an , karya Imam Ghazali.