Jumat, 05 Desember 2014

Brooks Sling Bag

Brooks Sling Bag: Brooks Sling Bag by Tucked In, simple bag with green color and black nylon strap, one main compartment bag, side relish buckle, inner pocket for your gadget, adjustable strap up to 115 cm, this messenger bag style look so simple but cool.



Find this cool stuff here: http://zocko.it/LHDW2

Senin, 01 Desember 2014

" Pengakuan "

Dengarkan. Lantunan orang tua yang mereka berbicara dengan memekik dan berbusa. Terdapat suatu lara yang ada menjadi sebuah titihan air mata. Aku telah mengerti tentangnya, berlari di tempat dengan sepatu robek itu, yang selanjutnya akan terluka,terkelupas oleh sayatan-sayatan kata. Tangisan itu tak berpengaruh terhadapnya. Pengikut yang semula banyak, kini dibelakangnya telah berganti haluan meninggalkan dirinya. Sebenarnya ia mengetahui kesalahannya, hingga kebejatan yang ia buat, namun apalah daya ketika harga diri mencuat untuk membela nafsu yang belaka. Memang, semuanya jelas. Telah kita memasuki era kebangsatan.

Disela-sela kerutan yang terdapat pada garis matanya itu aku melihat sebuah ketenaran. Menunjak melalui strata-strata terendah, hingga melambung dengan sayap-sayap yang hampir robek itu. emosi berbicara layaknya seekor harimau yang meracau. Aku mengerti, hingga aku tahu bahwa Tuhan menciptakan suatu penenang,. Iyalah itu Hawa.


Rahman Syaifudin
Bangkalan, 16April 2013  

" Gundukan di Tanah Tandus "

Sudahlah. . .
Aku terlalu membenci semua perkara ini, sebab perkara itu seperti tak ada ujung yang akan terpotong. Sudah berkali-kali kehendak yang kau ungkapkan itu tak dituruti. Mau apa kau ?. utara telah hilang, dengan sebelah barat yang saat ini sudah agak melenceng. Aku tak hendak berfikir lebih jauh lagi, melayang hingga ke ubun-ubun. Pikirku itu adalah kebodohan. Aku masih mengingat ketika itu kau masih merengek meminta mainan yang ada di toko itu, sedangkan ibu saat itu tak ada uang. Tahukah kau kemana ibu sekarang ?.

Aku berada di dalam bis ini sendirian. Tubuhku Terhempas kesana-kemari. Aku  hendak mencarinya, dengan sebuah lembaran usang yang kutemukan di bawah lemari. Hanya ada beberapa rupiah saja di sakuku, kupikir ini akan cukup. Tapi entahlah. Sepertinya aku tak akan pernah menemukannya, karena yang kudatangi hanyalah sebuah tanah tandus. Hingga tahukah kau, betapa sekarang perkara itu begitu jelas.

Ya, karena dia telah mati.


Rahman Syaifudin,
Bangkalan, 14 April 2013

" Plasma Pujangga

Sayang sekali. Angin gagal membawaku ke persimpangan tempat perjudian. Ditelanjangi mereka diam saja. Tidak punya malu orang itu. Bunga-bunga yang masih menempel tiba-tiba menua dan satu demi satu bunga itu pun gugur dengan sebab. Sebabnya jelas. Mata mereka dicungkil dari akarnya hingga lendir-lendir merah itu bercucuran. Cucuran itu pun tak terlalu kental, cair. Betapa dahsyat. Kerikil kecil itu ternyata tajam. Begitu saja mereka tak dapat melompatinya, Apalagi yang besar.

Sejenak aku teringat padamu Dinda, parfum apa yang kau pakai saat ini. Angin menghembuskan aura tubuhmu itu tepat kepadaku yang saat itu dibelakangmu. Daun pun sampai jatuh dan berputar-putar di hadapanku ketika itu. Kucium ini serbak bunga melati, dinda.

Lekukan itu indah, dengan sedikit polesan sutra yang belang dan belaian seribu helai. Pelukan hangat saja dapat mengalahkan segala rasa candu yang mengikat ini. Tak dapat aku memutuskan. Bahkan pedang Katana pun tak juga dapat. Permata yang melekat pada matamu itu, jatuh jantungku rasanya. Aku tahu, permata itu akan bersinar pada malam hari ketika bulan masih nampak setengah dan kau dinda, menatapnya. Dan alis itu, garis-garis tipis yang melekat membentuk suatu lekukan seperti sisi-sisi daun yang beterbangan.

Sayang sekali. Air tak dapat menarikku pada tempat suci itu. Berat sekali ranjau ini. Dengan duri-duri yang dilengkapi dengan peledak. Aku memikulnya. Jatuh pun tak akan kubiarkan. Bila jatuh, hancurlah raga ini. Keringat yang menetes pun akan kukumpulkan dan bila sudah banyak akan ku siram pada tanaman bejat ini. Orang gila. Senang aku dengan robekan pada kain ini. Dan coretan bercak tak jelas dengan bau busuk yang menyerbak, menggangguku. Sesaat ku teringat pada air keringatku. Baiknya kupanaskan saja dan kuminum. Setidaknya aku berpenghasilan.

Oh, dinda. Permata itu terlindung oleh pedang-pedang malaikat. Mata pedang itu terdapat di semua sisi. Bahkan, mendekat pun aku tak mampu. Asap benalu bersimbah dengan bebas. Dengan asapnya itu aku merasa sesak. Ku hirup, tak berguna pikirku. Lebih baik kulumat saja dengan air dan menelannya, dan biar saja benalu itu diputar-putar dalam perutku ini dan menjadi sebuah gumpalan busuk. Tapi tetap saja. Satu meter pun aku tak mampu mendekatimu. Melihat sinar permata itu pun aku tak bisa. Sehingga ketika kau tersenyum, senyum itu mengeluarkan sebuah jimat pelumat kebusukan. Tahukah kau, kau tersenyum pun hati ini dapat gugur dengan cepat tanpa sisa yang bahkan tak dapat kau lihat. Andai saja aku bisa mengumpulkan serpihan itu dan memberikannya padamu. Mungkin sudah kau masukkan ke dalam sebuah perapian yang pikirmu itu adalah serbuk dupa.   

Buah yang jatuh  itu tak jauh dari pohonnya. Tapi aku jauh. Pohon itu tumbuh di tepi tebing dan ketika buahnya tumbuh dan gugur mata buah itu akan menggelinding ke bawah dan akan jauh dari pohonnya. Buah itu pun hingga tak dapat melihat pohonnya. Terdampar pada duri-duri, ilalang, dan kegelapan yang merenggut jiwa dari gen pohon. Kenapa pula pohon itu tumbuh di pinggir tebing. Kenapa tidak di jalan raya saja. Supaya ketika buah itu jatuh, langsung saja dilindas oleh mobil dan hancur, tak ada, mungkin pohonnya pun lebih baik ditabrak saja. Dan kau tumbuh dengan adanya aturan yang berurutan dinda. Matahari kau ikuti. Pantas saja wajahmu bersinar. Dengan tangan lembut yang selalu lembab, aku merindukannya. Kuku itu kilap. Kadang silau aku melihatnya.

Tapi memang bodoh. Kunci yang tak kutemukan ini membingungkanku. Beribu-ribu kunci ada di tanganku, sedangkan di depanku, hanya ada satu pintu. Pintu dengan corak corak indah di sebelah kanan, dan corak-corak aneh disebelah kiri. Kayunya pun kayu jati. Dan sepertinya umurnya sudah tua. Kunci itu dilengkapi dengan kombinasi angka yang semakin membingungkanku saja. Orang disekitarku berjalan. Sejenak mereka melihatku. Dengan tatapan mata putih, tanpa lingkaran hitam. Sejenak, mereka meninggalkanku. Putaran ini tak jelas, persimpangan yang tadinya hanya ada tiga, saat ini menjadi empat, lima, enam, dan seterusnya. Kulempar satu persatu kunci itu pada setiap arah persimpangan. Hanya bunyi klentingan yang aku dengar. Sedangkan kau dinda, ada di pintu itu.

Rona itu dinda. Bisakah kau sesaat tampilkan kepadaku rupa yang jelek. Hingga aku tak lemas jika kulihat kewanitaan itu. Gerai dan kibasan yang memantulkan cinta dari cermin, menuju hati yang paling dalam ini. Tapi kau menyiksaku dengan ini. Tapi ku cinta dengan ini.

Kulihat plasma-plasma ini gagal menghampiriku. Dengan sedikit cahaya putih dan diikuti oleh cahaya hitam, aku melihat.

Tetap saja mereka ditelanjangi diam saja. Tangan mereka dipotong dengan paksa, dan terlihat pula tulang putih itu masih teraliri sedikit darah. Sudahlah. Potong saja sekalian kaki itu. Setidaknya mereka merasakan kesakitan yang sama. Lembaran-lembaran itu tampaknya berharga. Ada warna merah, biru, putih, dan sebagainya. Aku tak tahu. Sesaat kulihat tangan mereka tumbuh seperti semula dan terjulur pada lembaran itu, aku terbelalak. Bagaimana bisa. Darah dari selangkangan itu masih bercucuran. Kotor. Angin tetap saja masih bisa membawaku pada tempat permainan ini. Singgah pada kekeramatan dunia sempit yang di dalamnya masih terdapat ruangan yang sempit pula. Perkakasnya pun hanya terbuat dari kayu. Pintunya berlubang.

Perhelatan hebat terjadi diantara lingkaran api yang besar, bahkan hampir membakar mereka. Ditelanjangi mereka diam saja. Saling pukul, saling tendang, dan saling menghina. Menangis pun mereka tetap melanjutkan. tidakkah mereka haus, setidaknya berhentilah sejenak dan minumlah air.

Nampaknya mereka memang tak punya malu. Tidak berbusana, bahkan daun pun bisa. Sayang sekali. Api gagal membawaku pada tempat yang keramat itu. Tapi aku teringat padamu dinda. Sedang apa kau sekarang. Sedang tidurkah kau. Sedang mandikah kau. ah, sudahlah. Permata itu terlalu bersinar. Kepada debu yang berhamburan tak jelas kemana arah. Arahnya pun masih dilalui dengan bingung tanpa penjelasan. Hendak kemana. Aku tak tahu. Setidaknya aku teringat pada keringat hangat ini untuk kukumpulkan. Untuk bekalku nanti. Perjalanan ini pastinya akan panjang, dengan liku yang melonjak dan menurun dengan terjal kuharap aku mempunyai cakram untuk berhenti.

Ya Ilahi, hendaknya biarkanlah aku sejenak dapat menyentuh raganya. Aku merindukannya. Belati pun akan tumpul bila tak bertemu dengan batu asahan itu. Bagaimana baiknya aku. Aku tak dapat kebaikan. Jahat pun aku tak dapat mengira. Bila nanti. Aku masih dapat melihatnya. Dia duduk di sebuah kursi kayu di pinggir taman. Dengan Kulihat matanya masih segar. Air muka itu masih cerah tanpa sentuhan polusi-polusi kotor. Angin pun senang kepadanya, hingga rambutnya pun mereka geraikan dengan indah. Melintas aku sejenak, pada ubun-ubunnya. Tetap saja sehasta pun aku tak dapat mendekatinya.

Alunan detak nadimu kurasakan dinda. Pesona indah yang memancar kupantulkan satu-persatu pada ranting-ranting pohon kecil itu. Tahukah kau, hingga ranting-ranting itu patah tanpa bunyi yang bahkan tak kau sadari sekalipun. Bila saja matamu tak sengaja menatap mataku ini, tak apalah jika kau ketakutan, tapi maafkanlah aku dinda. Aku tak bermaksud. Hati ini sebenarnya masih bersih ketika kau mengenalku. Lembaran yang pernah kau tuliskan padaku itu masih ada. Kusimpan dengan baik. Di dalam sebuah kotak kaleng bergambarkan pemandangan kota bandung, dengan hiasan pelangi bermata indah. Tapi kini aku tak dapat menyentuhnya dinda. Senandung lagu pun tak bisa kuhayati. Meleleh akan kedinginan yang saat itu aku rasakan.

Aku melayang pada sebuah lintasan yang berangin. Nampaknya angin berbentuk seperti helai demi helai daun kamboja dengan diiringi debu bekas tayammum. Sesekali aku mengusap wajahku. Barangkali ada sesuatu yang dapat aku temukan di sekitar batu-batu ukiran bermenara dua ini. Setidaknya seseorang tukang sapu, tak apalah. Kasihan kulihat tukang sapu itu. Terlalu banyak dedaunan kamboja yang harus dibersihkan di tempat seluas itu. Tempatnya pun tak rata, gelombang kesana-kemari menghalanginya. Entah sudah berapa tumpukan yang ada, aku tak sempat menghitung. Yang akhirnya dibakarlah itu. Asapnya bisa kurasakan. Sesak telah melegakan dada ini. Bau itu masih segar dengan sel-sel busuk yang beterbangan di antara anai-anai yang menari bebas.

Plasma ini berujung lancip pada ujung badanku. Melata rasanya. Terjatuh pun aku tak dapat mengira. Apalagi melayang. Entah indra baru apa yang kurasakan. Bumi rasanya enggan diinjaki oleh makhluk laknat berlumur dosa. Kusentuh pun aku akan terpeleset adanya, kadang pun amblas menuju perut bumi. Tak heranlah aku dengan semua ini. Semuanya dapat kukira.

Keluar aku dari tempat sunyi itu. Biarlah kutinggalkan orang tua itu sendiri. Dia sedang bekerja, dan aku tak mau mengganggunya. Jalanan masih basah. Aromanya masih segar menyerbak di rongga hidung ini. Bekas roda cikar itu masih jelas adanya. Orang-orang yang baru saja dari pasar mungkin sedang menuju perjalanannya pulang menuju kampung. Ada yang jauh bahkan jauh sekali. Dengan sebuah cikar pikirku. Kupikir butuh waktu yang sangat lama. Dan sekelebat aku masih memikirkannya.

Mengapa pula aku masih memikirkanmu dinda. Telah lama aku sudah meninggalkanmu. Toh sekarang aku pun tak dapat menyentuhmu. Ini semua gara-gara angin ini. Tanpa izin mereka menyeretku pada perjalanan ini. Perjalanan yang membongkar semua dunia belaka tanpa arti. artinya pun tak begitu penting pikirku. Aku saat ini jauh dinda, bisa saja berjarak beribu-ribu tahun cahaya. Entah apa itu, aku tak begitu paham. Aku masih mengingatmu. Kemarin aku masih melihatmu. Berada di depanku dengan senyum indah merona, yang sepertinya kau hendak mengatakan sesuatu kepadaku. Tapi entahlah setelah itu aku lupa akan semuanya. Hilang. Semuanya hilang seketika. Sebab angin ini.

Dan saat ini, tempat dimana kuberada ini menakutkanku. Berpindah dengan cepat yang bahkan aku tak tahu kemana angin membawaku. Aku tak tahu hari apa ini, tahun berapa, bulan apa. Mengapa sebodoh ini aku.

Tempat sunyi itu telah jauh berada dibelakangku. Hanya jalan setapak yang kulewati saat ini. Rumput-rumput bertanda ada garis bertanah, kupikir itu jejak jalan orang. Kuikutilah jalan itu. Setidaknya aku tidak kebingungan. Hingga sampailah pada sebuah kerumunan orang bersarung sutra. Dengan lingkaran bersandar bambu. Sudilah pikirku mereka menyiksa mahkluk yang akhirnya akan mereka makan juga. Pintar sekali pikirku. Mereka tak hendak ingin repot. Gunakan saja yang ada, toh baik buruknya akan mereka nikmati sendiri nantinya. Mereka tertawa akan teriakan duka. Duka yang tak berdaya itu menjerit. Jeritan itu pun tak mereka pedulikan. Bahkan mendengar pun tidak.

Tak kusuka tempat ini. Batu-batu pinggiran pembatas jalan ini telah berlumut. Jalanan ini pun masih berbatu. Nampaknya ada sebuah kelurusan disini pikirku. Ada tempat suci disini. Walaupun masih berlantaikan tanah, setidaknya adalah sebuah pencerahan bagi pedalaman berstatus perawan ini. Tak hendak aku masuk untuk melihat lebih dalam. Telah dapat kukira. Tidak ada yang spesial, semuanya sama saja. Yang jika aku melihat kebelakang lagi, kerumunan orang itu masih terlihat, bahkan tak sampai 3 rumah pikirku.

Aku sampai pada genderang kekeringan. Gemetar ini dapat aku rasakan meskipun aku tak menyentuh. Bunyi gemuruh membutakan aku dan telingaku dari segala pengaruh-pengaruh bejat yang saat ini mencoba untuk membunuhku. Aku berlari, tapi aku tak tahu arah. Yang kulihat hanyalah hamparan pasir tanpa batas. Hanya gundukan-gundukan yang aku temukan. Panas sekali tempat ini. Bahkan anginpun yang kadang aku rasakan dingin, disini terasa begitu hangat, bahkan mungkin panas. Tak dapat aku membayangkan. Betapa tersayat hati dan raga jiwa yang luka itu. Aku tak berani untuk kasihan. Karna kepercayaanku kini pun sudah hilang.

***

“ Kanda bangun !, ini aku Dinda  “, suara samar itu kudengar di ketidaksadaran ini. Hingga perlahan kubuka mata ini. Ruangan tidak terlalu luas ini aku bertanya dengan kebingungan, “dimana aku ?”. hingga aku menemukan seorang wanita, “Dinda”. kulihat ada air menetes di sudut matanya itu. Aku bertanya “ hei, apa kabar ?, lemas nada ini. “ a,,aku baik “, tersedu dia menjawab. Kuusap air mata itu. Ah, aku masih dapat menyentuhnya. Lembut aku rasakan kulitnya dan belaian tangannya itu. Aku masih dapat menyentuhnya, dan mungkin melihat senyumnya.
“ aku tak apa “, kucoba untuk menenangkan.
“Kamu tertabrak begitu keras, bagaimana kamu bisa bilang begitu”, semakin menjadi dia menangis.
Hingga aku tersadar aku baru mengalami kecelakaan beberapa jam kebelakang tadi. Entahlah aku merasa begitu lama berada di dunia senja tanpa sinar yang kadang pun langsung berganti fajar. Hingga aku teringat pada Dinda. aku merindukannya, ingin menyentuhnya seolah aku tak hendak melepaskannya. Terlalu lama aku jauh darinya.

“ hei dinda, saat di jalan tadi aku ada di belakangmu !, kucoba untuk menghiburnya. Dinda nampak kebingungan. “ bagaimana bisa kamu di belakangku, sedangkan aku melihatmu tersungkur didepanku”. “Ya,.. aku tahu”.



Rahman Syaifudin
2013


NULiS atau NGETIK ??

Entah kenapa tiba-tiba kok saya pengen nulis beginian ya ??

ahh., udahlah yang penting nulis., nulis ? beneran tah ini nulis ?

menulis merupakan tindakan yang menggoreskan tinta pada skertas untuk menorehkan cerita, pengalaman, berita dan lain sebagainya., tapi apakah bener ini namanya menulis ?., kalo saya sih ini NGETIK namanya bukan nulis.,., hehehe .,. :D

ah., ini juga gak terlalu penting.,  jadi yang ingin saya bahas disini adalah tentang ESENSI dari menulis. temen-temen pasti juga udah sering kan nulis., entah itu nulis tugas, puisi, lagi, cerita, pengalaman, status yang biasanya narsis di sosmed., dan lain-lain., 

menulis sebenarnya tidak menjadi suatu kebutuhan yang rutin, kadang seseorang hanya menulis pada saat mood baik saja.,. (hayo ngaku ?? :D )., dan kebanyakan anak muda, biasanya menulis ketika dia sedang.,., galau,, sedang tertimpa banyak masalah., atau memang di asedang menerima ILHAM., ciyehhh., :D .,. nah seperti saya pada saat nulis ini., sebenarnya gak ada niatan buat saya nulis beginian., ini adalah Ilham yang tiba-tiba saya ingin menulis dan keluar ide seperti ini.,.,

Ide yang muncul dalam menulis, kebanyakan orang bercerita tentang kehidupannya,.

menulis bertujuan untuk menyampaikan sesuatu,, sesuatu yang kita perlu untuk sampaikan., dan dibaca oleh orang lain., atau hanya sekedar menjadi kenangan., 

menulis menjadi sangat penting., hingga akhir-akhir ini banyak para MOTIVATOR dan TRAINER., yang menunjukkan bukti-bukti tentang kehebatan menulis.,., contohnya adalah yang sering kita tahu mungkin dan kita dengar,.,. tentang menulis mimpi-mimpi atau cita-cita kita secara nyata.,.,

ada ungkapan., " tuliskanlah mimpi-mimpimu secara nyata, karena jika hanya kau ingat, maka itu akan hilang "  nah inilah., ini yang akan menjadikan sebuah stimulus pada otak kita untuk memikirkan hal ini setiap saat, melihat setiap saat., dan untuk mengejarnya setiap waktu., banyak orang-orang yang sudah membuktikan tentang kebenaran menulis mimpi ini.,., 

percaya atau tidak., saya pun juga telah membuktikan walaupun belum semuanya., saya belum berani menampilakan fotonya ., hehe.,., nanti saja kalo udah tercapai semua.,.,
jadi memang ada kekuatan dalam suatu tulisan., dia dapat menghipnotis., dapat memacu semangat., dan lain sebagainya.,.,.

jadi., bagi teman-teman yang saat in sedang melas menulis., apalagi membaca., apalagi membaca tulisan ini., (lho., kalo udah baca bagian ini., berarti udah baca ., berarti udah minat baca., akhamdulillah.,., hehehe., GEJE )., udahlah.,.,

jadi., saya lanjutin., cobalah untuk sering membaca dan menulis.,  menulis., apapun itu., entah puisi., toh dari situ nanti akan muncul beberapa ide yang saya yakin itu akan bermanfaat bagi orang-orang atau anak muda-anak muda di luar sana ., yang mungkin akan terinpirasi oleh tulisan teman-temen.,,

so.,., let;s writing ., it can make you fell a live., ( sory kalo grammarnya kacau.,., hehe., :D )

Jadikan Menulis Bagian dari cerita Hidupmu... 

Kamis, 14 Agustus 2014

Beberapa Alasan mengapa Anak Muda Tidak Harus Pacaran

Usia 20-an kerap diidentikkan dengan titik kedewasaan. Tidak jarang di usia ini pula pertanyaan mengenai pasangan hidup mulai bermunculan. Rasanya kalau sudah umur 20-an dan belum punya pasangan itu seperti dikejar tenggat waktu, deh. Harus segera bertemu.
Padahal hidup tidak selamanya soal pasangan, lho. Ada hal-hal lain yang lebih penting untuk dilakukan selain meratapi nasib yang masih terus sendirian. Hal-hal apa saja sih yang lebih penting untuk dilakukan di usia 20-an, selain cari pacar?

1. Memuaskan Hasrat Traveling

Jomblo di usia 20-an bisa jadi momen untuk memuaskan traveling
Jomblo di usia 20-an bisa jadi momen untuk memuaskan traveling viafauziahandripriyatno.blogspot.com
Kamu sudah cukup dewasa untuk menjajal dunia seorang diri. Tidakkah kakimu gatal diajak berjalan ke tempat-tempat baru? Diluar sana, masih banyak sekali tempat yang layak kamu kunjungi. Masih banyak keriaan hidup yang bisa kamu rasakan.
Hamparan lavender di Oro-Oro Ombo, Bukit Teletubies di Merbabu, pantai penuh matahari di Florida, Puncak Aso yang penuh salju hingga  kehidupan sederhana di Badui Dalam menanti untuk kamu jajal. Tidak punya pasangan di usia 20-an bukan akhir dunia.
Justru kamu bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk memuaskan hasratmu berkeliling ke tempat-tempat baru untuk merayakan kehidupan.

2. Memperluas Referensi Bacaan Dan Banyak Baca Buku

Meluangkan waktu untuk baca banyak buku
Meluangkan waktu untuk baca banyak buku via onetrackmuse.com
Usia 20-an adalah waktu yang paling tepat untuk membentuk diri dan pola pikir. Salah satu jalannya adalah dengan banyak membaca buku. Bahan bacaan yang baik akan mempengaruhi caramu memandang dunia.
Membaca tidak hanya memerlukan konsentrasi, tapi juga konsistensi tingkat tinggi. Terkadang, hal-hal remeh dalam hubungan pacaran bisa membuatmu kehilangan greget membaca. Pikiranmu tersita untuk memikirkan apa yang terjadi dalam hubungan yang sedang kamu jalani.
Kenapa tidak mempersiapkan diri dulu sebagai pribadi yang lebih baik, sebelum menjemput pasangan yang sudah kamu idamkan sekian lama? Tenggelamlah dulu di dalamnya pemikiran Pram, Oscar Wilde hingga Tan Malaka. Otak yang masih cemerlang di usia muda akan membuatmu lebih mudah menelan gagasan-gagasan mereka.

3. Pergi Melihat Banyak Gigs Lokal

Melihat penampilan musisi lokal di berbagai gigs
Melihat penampilan musisi lokal di berbagai gigs via www.wego.co.id
Tidak hanya dari aktivitas membaca, pola pikir dan kepribadian juga bisa dibentuk oleh musik yang terus kamu dengarkan. Musik yang berkualitas akan membuatmu jadi pribadi yang lebih reflektif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Sekarang banyak sekali musisi lokal berkualitas yang bisa kamu nikmati karyanya. Tidak hanya melalui kepingan CD dan unduhan via internet, mereka juga sering mengadakan pertunjukan di berbagai tempat.
Pergi menonton berbagai gigs lokal adalah kemewahan yang hanya bisa dimiliki oleh kamu yang masih muda. Kalau sudah bekerja dan punya tanggung jawab domestik kamu tidak lagi akan bisa sebebas itu keluar masuk kafe untuk nonton pertunjukan musik. Jomblo di usia 20-an ada untungnya juga, ‘kan?

4. Menggiati Hobi Yang Kamu Sukai, Menghabiskan Uang Untuk Hobimu

prue
Harus diakui, pacaran itu butuh biaya yang tidak sedikit. Anggaran untuk makan, nonton, kado anniversary hingga kado ulang tahun pasangan akan menyita uang sakumu. Tidak jarang kamu harus mengorbankan hobimu agar bisa mengalokasikan uang demi kepentingan pasangan.
Padahal umur 20-an adalah waktu yang paling potensial untuk menggiati hobi. Kalau kamu tekun melakukannya, bukan tidak mungkin hobimu bisa bertansformasi jadi sumber penghasilan yang akan bermanfaat untuk masa depan.
Buat kamu yang masih jomblo di umur 20-an, tenang saja. Justru sekarang kamu punya kesempatan untuk menggunakan sumber daya yang kamu miliki untuk benar-benar menggiati hal yang kamu suka. Mau banyak beli buku, menghabiskan uang buat beli gundam atau miniatur pesawat, beli aksesoris kamera – gak akan ada yang protes!

5. Menemukan Dirimu Sendiri

Menjadi diri sendiri
Menjadi diri sendiri via www.designdifferent.ca
Punya pasangan memang menyenangkan, karena kamu akan punya tempat untuk berbagi. Tapi tidak jarang hubungan pacaran juga bisa jadi distorsi bagi proses pencarian jati diri yang sedang kamu jalani.
Pasangan yang terlalu dominan akan membuat identitasmu terpayungi. Tapi sebaliknya, pasangan yang terlalu longgar kepribadiannya juga bisa mempengaruhimu menjadi orang yang tidak kuat memegang prinsip.
Momen-momen sendiri bisa kamu manfaatkan untuk benar-benar mengenal dan mencari jati dirimu. Tanpa campur tangan orang lain, kamu bebas menentukan nilai apa yang ingin kamu anut; hidup macam apa yang ingin kamu jalani kelak; hal apa yang bisa kamu toleransi dan apa yang tidak.
Kesendirian di usia 20-an justru bisa jadi titik sepi paling bermanfaat untukmu. Kamu bisa selesai dengan dirimu sendiri lebih dulu, sebelum siap membagi hidup dengan orang lain.

6. Mencoba Naik Gunung

Menjajal naik gunung
Menjajal naik gunung via fauziahandripriyatno.blogspot.com
Indonesia adalah negara yang kaya dengan gunung-gunung cantik. Keindahan puncak-puncak tertinggi di negeri ini sangat layak untuk kamu daki, minimal sekali seumur hidup. Daripada galau karena nggak punya pacar, kenapa tidak meluangkan waktu dan tenagamu untuk menggapainya?
Naik gunung tidak hanya untuk pencapaian dan keren-kerenan semata. Dari kegiatan ini kamu akan banyak belajar tentang proses mencapai sesuatu. Kamu akan memahami bahwa tidak ada hal yang bisa diraih tanpa kerja keras. Hambatan terbesar justru selalu datang dari proses mengalahkan diri sendiri.
Selain jadi orang yang lebih bisa menghargai perjuangan, kamu juga bisa jadi calon pasangan yang lebih baik loh. Alasannya pernah Hipwee tulis di artikel“Pendaki Gunung Adalah Pacar Idaman”.

7. Jadi Aktivis Kampus

Pernah jadi aktivis kampus
Pernah jadi aktivis kampus via lathifany.wordpress.com
Pengalaman organisasi akan membawa banyak keuntungan bagimu dalam menghadapi dunia kerja kelak. Dari belajar berorganisasi selama masih jadi pelajar dan mahasiswa kamu akan belajar cara bekerja yang efektif, berinteraksi dengan orang lain hingga belajar menyelesaikan konflik dengan rekan kerja.
Banyak orang merasa hidupnya selesai karena masih jomblo juga di penghujung 20-an. Padahal masa-masa sendiri itu bisa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas diri di bidang organisasi. Kamu yang masih jomblo di umur 20, gak usah khawatir.
Daripada bingung mikirin kapan jodoh akan datang lebih baik kamu daftar jadi anggota organisasi kampus. Disitu kamu akan berkembang jadi orang yang lebih kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Walaupun jomblo,kalau kamu berkualitas orang lain pasti akan tertarik padamu kan?

8. Ikut Pertukaran Mahasiswa

Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN), program milik pemerintah
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN), program milik pemerintah viawww.hanifazhar.net
Di usia 20-an banyak sekali kesempatan yang terbuka lebar di depan matamu. Salah satunya adalah kesempatan untuk menjajal pengalaman baru dengan mengikuti pertukaran mahasiswa. Mulai dari program pertukaran di dalam negeri hingga luar negeri semua tersedia.
Kamu akan dikirim ke tempat baru, menjalani hidup sebagai pendatang disana. Belajar beradaptasi dengan kultur dan kebiasaan masyarakat sekitar. Dari pengalaman ini kamu bisa jadi pribadi yang lebih terbuka terhadap perbedaan.
Suatu hari kamu akan bersyukur sempat tidak punya pacar di usia 20-an dan mendapatkan kesempatan pergi keluar untuk hidup di tempat baru. Kalau saat itu kamu punya pacar bisa jadi kamu malah cuma galau terus karena harus LDR-an.

9. Menjalin Pertemanan Seumur Hidup

Menjalin pertemanan seumur hidup
Menjalin pertemanan seumur hidup via www.umy.ac.id
Selain pasangan romantis, teman dan sahabat adalah bagian penting dalam hidup yang juga perlu diperjuangkan agar terus bisa bertahan. Kalau pasangan adalah tulang rusuk, teman dan sahabat adalah tulang belakang bagi kehidupanmu. Merekalah yang akan jadi kekuatan untuk menopang jalan hidupmu.
Sayangnya, saat seseorang sudah punya pasangan terkadang dia mencurahkan seluruh tenaga dan perhatian untuk pasangannya. Kalau tidak hati-hati, dia bisa melupakan kehadiran sahabat yang selama ini setia mendampingi.
Kesendirian di usia 20-an bisa jadi momen pembuka mata untuk menyadari betapa pentingnya posisi mereka. Hidup ternyata tidak hanya soal kamu dan pasangan. Ada orang-orang yang menyayangimu dengan tulus, mereka yang menerima baik dan brengseknya kamu dengan ikhlas.


10. Bisa Dapat IPK Bagus Dan Lulus Tepat Waktu

Bisa dapat IPK bagus dan lulus tepat waktu
Bisa dapat IPK bagus dan lulus tepat waktu viagenerasitangguh01.blogspot.com
Bisa dapat indeks prestasi memuaskan di setiap semester adalah hal yang jauh lebih penting dari sekedar punya pacar bagi kamu yang berusia 20-an. IPK akan mengantarkanmu ke pintu masuk pekerjaan yang kamu inginkan. Ia juga bisa jadi kendaraan ke pendidikan lanjutan yang bisa membuatmu jadi orang yang diperhitungkan.
Walau pacaran tidak serta-merta membuatmu dapat nilai jelek, menjalani hubungan dengan seseorang adalah investasi pikiran dan perasaan yang tidak kecil. Tidak semua orang bisa mengatur pikiran dan hati agar tetap fokus kuliah sembari pacaran.
Jika kamu tidak yakin bisa menyeimbangkan fokus antara pikiran dan hati, tidak ada salahnya kamu mengalahkan keinginan hati untuk sementara waktu. Konsentrasi saja dulu ke pendidikanmu. Jika sudah tiba saatnya nanti, dia yang sepadan pasti akan menghampiri.

11. Jadi Asisten Dosen/Tutor

Daftar jadi asdos
Daftar jadi asdos via ekotoksfpikunpad.wordpress.com
Pernah punya pengalaman sebagai asisten dosen atau tutor akan sangat membantu kamu yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat pascasarjana. Dalam proses admisi dan pencarian beasiswa, kamu yang pernah punya pengalaman sebagai asisten dosen akan jauh lebih dihargai.
Sudah dapat pasangan yang stabil di usia 20-an itu penting sih. Paling tidak kamu sudah tahu dengan siapa hidup akan dijalani ke depannya. Tapi kalau memang waktumu belum datang, ingatlah masih ada kesempatan lain yang juga sangat berharga untuk kamu lewatkan.
Lagian asisten dosen yang jomblo akan lebih menarik kan, dibanding orang yang punya pasangan tapi nihil prestasi?

12. Bisa Mempublikasikan Karyamu Di Media Umum

Bisa mempublikasikan karya di media umum
Bisa mempublikasikan karya di media umum viananindevismayasari.blogspot.com
Menerbitkan karya di media luar jadi bukti bahwa kemampuanmu sudah cukup bisa bersaing dengan orang lain di luar lingkungan nyamanmu selama ini. Usia 20-an sepatutnya jadi titik kesiapan bagimu untuk menghadapi persaingan kerja yang keras di luar sana.
Daripada cuma menunggu jodoh yang tak kunjung datang, kenapa kamu tidak manfaatkan waktu dan tenagamu untuk menghasilkan karya yang cukup layak untuk diterbitkan? Karyanya apa, terserah kamu. Mulai dari cerpen, artikel opini, foto hingga lukisan. Semua tergantung kegemaranmu.
Kebanggaan saat karyamu diterima dan dinikmati khalayak luas akan membuatmu lebih bersemangat untuk menciptakan karya-karya selanjutnya yang lebih berkualitas.

13. Dapat Pengalaman Kerja

Dapat pengalaman kerja
Dapat pengalaman kerja via institutkulinertristar.blogspot.com
Pengalaman kerja adalah hal yang akan membedakanmu dari fresh graduates lain diluar sana. Sarjana yang sudah pernah bekerja sebelumnya akan lebih diperhitungkan oleh perusahaan, karena dianggap lebih bisa menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sebenarnya.
Mencari pengalaman kerja di usiamu yang memasuki angka 20-an sebenarnya jauh lebih penting dari sekedar punya pacar. Hati bisa menunggu nanti, tapi pengalaman kerja harus kamu kumpulkan banyak-banyak mulai hari ini.

14. Mengerahkan Tenaga Untuk Membanggakan Keluarga

Membanggakan kedua orang tua
Membanggakan kedua orang tua via roscopictura.com
Apa yang lebih menyenangkan dari melihat senyum bangga kedua orang tua yang telah membesarkan kita selama ini? Mereka yang berjuang dalam diam, memberikan semua yang mereka miliki demi kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya.
Usia muda nan produktif sepatutnya tidak hanya jadi momen berburu tambatan hati. Kamu juga harus bisa menggunakan energi dan kreativitas mudamu untuk membanggakan keluarga yang dengan takzim terus jadi pendukung setiamu.
Bukankah doa dan restu dari mereka juga akan jadi pemberi kemudahan bagimu untuk menemukan pasangan yang menggenapkan?

15. Menjajal Buka Usaha Kecil-Kecilan

Mencoba buka usaha kecil-kecilan
Mencoba buka usaha kecil-kecilan via www.teropongbisnis.com
Kalau cita-citamu ingin jadi orang yang super kaya, jadi karyawan seumur hidup tidak akan jadi jawabannya. Jika kamu mau kaya, satu-satunya jalan yang paling masuk akal adalah dengan menciptakan peluang bisnismu sendiri.
Gunakan waktumu untuk menggodok ide bisnis dan merealisasikannya. Tidak perlu bisnis yang membutuhkan modal fantastis. Kamu bisa mulai dengan usaha yang modalnya kecil dan bisa kamu kerjakan di sela kesibukanmu. Usaha-usaha seperti apa? Hipwee pernah membahasnyadisini.
Belajar mengelola usaha sendiri akan membuat kamu jadi orang yang lebih peka terhadap berbagai peluang yang ada di sekitar. Bukan tidak mungkin juga loh, dari kegiatan ini kamu akan bertemu dia yang juga punya renjana serupa.

16. Belajar Hidup Di Atas Kaki Sendiri

Belajar mengandalkan diri sendiri
Belajar mengandalkan diri sendiri via hiburan.plasa.msn.com
Terkadang kita memilih menjalani hubungan karena takut didera sepi yang tidak berkesudahan. Hubungan pacaran seakan jadi jalan keluar bagi semua permasalahan hidup. Padahal tidak semua kesepian akan hilang dengan dampingan orang. Terkadang kamu hanya perlu berdamai dengan perasaan itu.
Penting bagimu yang berusia 20-an untuk belajar mengandalkan diri sendiri. Kamu harus nyaman melakukan apapun sendirian. Kamu perlu punya keyakinan dalam mengambil keputusan-keputusan besar seorang diri – sebelum melibatkan orang lain nantinya.
Dia yang sudah bisa menghadapi kesendiriannya dengan bijak, akan jadi pasangan yang lebih menghargai pendampingan. Pasangan yang berjalan disisi tidak akan lagi dianggap hanya sebagai penghilang sepi.

17. Bertumbuh Jadi Pribadi Yang Bermanfaat Untuk Orang Lain

Jadi pribadi yang bermanfaat
Jadi pribadi yang bermanfaat via satusungai.wordpress.com
Manusia yang paling baik adalah dia yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Dia yang pintar, kaya dan cantik menawan tidak akan berarti apa-apa selama tidak bisa memberikan manfaat bagi sesama.
Daripada sekedar memikirkan kapan pasangan yang kamu idamkan akan datang padamu, lebih baik kamu fokus jadi orang yang bisa membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitar. Manfaatkan kemampuan yang kamu miliki untuk berbagi dengan sesama.
Dengan manfaat yang kamu berikan ke lingkungan sekitar, hal-hal baik juga akan datang padamu. Pencapaian sesungguhnya bukan terletak pada hangat dan penuh cintanya hatimu. Tapi saat kamu bisa memberikan apa yang kamu miliki untuk kebaikan orang-orang  di sekitarmu.

Setelah membaca hal-hal diatas, apakah kamu masih galau karena belum punya pacar di umur 20-an? Jika ditilik lagi, ternyata masih banyak hal yang lebih penting dari sekedar urusan hati kan? Selamat melanjutkan hidup! Semoga kita semua tumbuh jadi pribadi yang lebih baik.

Beberapa Alasan mengapa Anak Muda Tidak Harus Pacaran

Usia 20-an kerap diidentikkan dengan titik kedewasaan. Tidak jarang di usia ini pula pertanyaan mengenai pasangan hidup mulai bermunculan. Rasanya kalau sudah umur 20-an dan belum punya pasangan itu seperti dikejar tenggat waktu, deh. Harus segera bertemu.
Padahal hidup tidak selamanya soal pasangan, lho. Ada hal-hal lain yang lebih penting untuk dilakukan selain meratapi nasib yang masih terus sendirian. Hal-hal apa saja sih yang lebih penting untuk dilakukan di usia 20-an, selain cari pacar?

1. Memuaskan Hasrat Traveling

Jomblo di usia 20-an bisa jadi momen untuk memuaskan traveling
Jomblo di usia 20-an bisa jadi momen untuk memuaskan traveling viafauziahandripriyatno.blogspot.com
Kamu sudah cukup dewasa untuk menjajal dunia seorang diri. Tidakkah kakimu gatal diajak berjalan ke tempat-tempat baru? Diluar sana, masih banyak sekali tempat yang layak kamu kunjungi. Masih banyak keriaan hidup yang bisa kamu rasakan.
Hamparan lavender di Oro-Oro Ombo, Bukit Teletubies di Merbabu, pantai penuh matahari di Florida, Puncak Aso yang penuh salju hingga  kehidupan sederhana di Badui Dalam menanti untuk kamu jajal. Tidak punya pasangan di usia 20-an bukan akhir dunia.
Justru kamu bisa memandangnya sebagai kesempatan untuk memuaskan hasratmu berkeliling ke tempat-tempat baru untuk merayakan kehidupan.

2. Memperluas Referensi Bacaan Dan Banyak Baca Buku

Meluangkan waktu untuk baca banyak buku
Meluangkan waktu untuk baca banyak buku via onetrackmuse.com
Usia 20-an adalah waktu yang paling tepat untuk membentuk diri dan pola pikir. Salah satu jalannya adalah dengan banyak membaca buku. Bahan bacaan yang baik akan mempengaruhi caramu memandang dunia.
Membaca tidak hanya memerlukan konsentrasi, tapi juga konsistensi tingkat tinggi. Terkadang, hal-hal remeh dalam hubungan pacaran bisa membuatmu kehilangan greget membaca. Pikiranmu tersita untuk memikirkan apa yang terjadi dalam hubungan yang sedang kamu jalani.
Kenapa tidak mempersiapkan diri dulu sebagai pribadi yang lebih baik, sebelum menjemput pasangan yang sudah kamu idamkan sekian lama? Tenggelamlah dulu di dalamnya pemikiran Pram, Oscar Wilde hingga Tan Malaka. Otak yang masih cemerlang di usia muda akan membuatmu lebih mudah menelan gagasan-gagasan mereka.

3. Pergi Melihat Banyak Gigs Lokal

Melihat penampilan musisi lokal di berbagai gigs
Melihat penampilan musisi lokal di berbagai gigs via www.wego.co.id
Tidak hanya dari aktivitas membaca, pola pikir dan kepribadian juga bisa dibentuk oleh musik yang terus kamu dengarkan. Musik yang berkualitas akan membuatmu jadi pribadi yang lebih reflektif dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Sekarang banyak sekali musisi lokal berkualitas yang bisa kamu nikmati karyanya. Tidak hanya melalui kepingan CD dan unduhan via internet, mereka juga sering mengadakan pertunjukan di berbagai tempat.
Pergi menonton berbagai gigs lokal adalah kemewahan yang hanya bisa dimiliki oleh kamu yang masih muda. Kalau sudah bekerja dan punya tanggung jawab domestik kamu tidak lagi akan bisa sebebas itu keluar masuk kafe untuk nonton pertunjukan musik. Jomblo di usia 20-an ada untungnya juga, ‘kan?

4. Menggiati Hobi Yang Kamu Sukai, Menghabiskan Uang Untuk Hobimu

prue
Harus diakui, pacaran itu butuh biaya yang tidak sedikit. Anggaran untuk makan, nonton, kado anniversary hingga kado ulang tahun pasangan akan menyita uang sakumu. Tidak jarang kamu harus mengorbankan hobimu agar bisa mengalokasikan uang demi kepentingan pasangan.
Padahal umur 20-an adalah waktu yang paling potensial untuk menggiati hobi. Kalau kamu tekun melakukannya, bukan tidak mungkin hobimu bisa bertansformasi jadi sumber penghasilan yang akan bermanfaat untuk masa depan.
Buat kamu yang masih jomblo di umur 20-an, tenang saja. Justru sekarang kamu punya kesempatan untuk menggunakan sumber daya yang kamu miliki untuk benar-benar menggiati hal yang kamu suka. Mau banyak beli buku, menghabiskan uang buat beli gundam atau miniatur pesawat, beli aksesoris kamera – gak akan ada yang protes!

5. Menemukan Dirimu Sendiri

Menjadi diri sendiri
Menjadi diri sendiri via www.designdifferent.ca
Punya pasangan memang menyenangkan, karena kamu akan punya tempat untuk berbagi. Tapi tidak jarang hubungan pacaran juga bisa jadi distorsi bagi proses pencarian jati diri yang sedang kamu jalani.
Pasangan yang terlalu dominan akan membuat identitasmu terpayungi. Tapi sebaliknya, pasangan yang terlalu longgar kepribadiannya juga bisa mempengaruhimu menjadi orang yang tidak kuat memegang prinsip.
Momen-momen sendiri bisa kamu manfaatkan untuk benar-benar mengenal dan mencari jati dirimu. Tanpa campur tangan orang lain, kamu bebas menentukan nilai apa yang ingin kamu anut; hidup macam apa yang ingin kamu jalani kelak; hal apa yang bisa kamu toleransi dan apa yang tidak.
Kesendirian di usia 20-an justru bisa jadi titik sepi paling bermanfaat untukmu. Kamu bisa selesai dengan dirimu sendiri lebih dulu, sebelum siap membagi hidup dengan orang lain.

6. Mencoba Naik Gunung

Menjajal naik gunung
Menjajal naik gunung via fauziahandripriyatno.blogspot.com
Indonesia adalah negara yang kaya dengan gunung-gunung cantik. Keindahan puncak-puncak tertinggi di negeri ini sangat layak untuk kamu daki, minimal sekali seumur hidup. Daripada galau karena nggak punya pacar, kenapa tidak meluangkan waktu dan tenagamu untuk menggapainya?
Naik gunung tidak hanya untuk pencapaian dan keren-kerenan semata. Dari kegiatan ini kamu akan banyak belajar tentang proses mencapai sesuatu. Kamu akan memahami bahwa tidak ada hal yang bisa diraih tanpa kerja keras. Hambatan terbesar justru selalu datang dari proses mengalahkan diri sendiri.
Selain jadi orang yang lebih bisa menghargai perjuangan, kamu juga bisa jadi calon pasangan yang lebih baik loh. Alasannya pernah Hipwee tulis di artikel“Pendaki Gunung Adalah Pacar Idaman”.

7. Jadi Aktivis Kampus

Pernah jadi aktivis kampus
Pernah jadi aktivis kampus via lathifany.wordpress.com
Pengalaman organisasi akan membawa banyak keuntungan bagimu dalam menghadapi dunia kerja kelak. Dari belajar berorganisasi selama masih jadi pelajar dan mahasiswa kamu akan belajar cara bekerja yang efektif, berinteraksi dengan orang lain hingga belajar menyelesaikan konflik dengan rekan kerja.
Banyak orang merasa hidupnya selesai karena masih jomblo juga di penghujung 20-an. Padahal masa-masa sendiri itu bisa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas diri di bidang organisasi. Kamu yang masih jomblo di umur 20, gak usah khawatir.
Daripada bingung mikirin kapan jodoh akan datang lebih baik kamu daftar jadi anggota organisasi kampus. Disitu kamu akan berkembang jadi orang yang lebih kritis dan berani mengungkapkan pendapat. Walaupun jomblo,kalau kamu berkualitas orang lain pasti akan tertarik padamu kan?

8. Ikut Pertukaran Mahasiswa

Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN), program milik pemerintah
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN), program milik pemerintah viawww.hanifazhar.net
Di usia 20-an banyak sekali kesempatan yang terbuka lebar di depan matamu. Salah satunya adalah kesempatan untuk menjajal pengalaman baru dengan mengikuti pertukaran mahasiswa. Mulai dari program pertukaran di dalam negeri hingga luar negeri semua tersedia.
Kamu akan dikirim ke tempat baru, menjalani hidup sebagai pendatang disana. Belajar beradaptasi dengan kultur dan kebiasaan masyarakat sekitar. Dari pengalaman ini kamu bisa jadi pribadi yang lebih terbuka terhadap perbedaan.
Suatu hari kamu akan bersyukur sempat tidak punya pacar di usia 20-an dan mendapatkan kesempatan pergi keluar untuk hidup di tempat baru. Kalau saat itu kamu punya pacar bisa jadi kamu malah cuma galau terus karena harus LDR-an.

9. Menjalin Pertemanan Seumur Hidup

Menjalin pertemanan seumur hidup
Menjalin pertemanan seumur hidup via www.umy.ac.id
Selain pasangan romantis, teman dan sahabat adalah bagian penting dalam hidup yang juga perlu diperjuangkan agar terus bisa bertahan. Kalau pasangan adalah tulang rusuk, teman dan sahabat adalah tulang belakang bagi kehidupanmu. Merekalah yang akan jadi kekuatan untuk menopang jalan hidupmu.
Sayangnya, saat seseorang sudah punya pasangan terkadang dia mencurahkan seluruh tenaga dan perhatian untuk pasangannya. Kalau tidak hati-hati, dia bisa melupakan kehadiran sahabat yang selama ini setia mendampingi.
Kesendirian di usia 20-an bisa jadi momen pembuka mata untuk menyadari betapa pentingnya posisi mereka. Hidup ternyata tidak hanya soal kamu dan pasangan. Ada orang-orang yang menyayangimu dengan tulus, mereka yang menerima baik dan brengseknya kamu dengan ikhlas.


10. Bisa Dapat IPK Bagus Dan Lulus Tepat Waktu

Bisa dapat IPK bagus dan lulus tepat waktu
Bisa dapat IPK bagus dan lulus tepat waktu viagenerasitangguh01.blogspot.com
Bisa dapat indeks prestasi memuaskan di setiap semester adalah hal yang jauh lebih penting dari sekedar punya pacar bagi kamu yang berusia 20-an. IPK akan mengantarkanmu ke pintu masuk pekerjaan yang kamu inginkan. Ia juga bisa jadi kendaraan ke pendidikan lanjutan yang bisa membuatmu jadi orang yang diperhitungkan.
Walau pacaran tidak serta-merta membuatmu dapat nilai jelek, menjalani hubungan dengan seseorang adalah investasi pikiran dan perasaan yang tidak kecil. Tidak semua orang bisa mengatur pikiran dan hati agar tetap fokus kuliah sembari pacaran.
Jika kamu tidak yakin bisa menyeimbangkan fokus antara pikiran dan hati, tidak ada salahnya kamu mengalahkan keinginan hati untuk sementara waktu. Konsentrasi saja dulu ke pendidikanmu. Jika sudah tiba saatnya nanti, dia yang sepadan pasti akan menghampiri.

11. Jadi Asisten Dosen/Tutor

Daftar jadi asdos
Daftar jadi asdos via ekotoksfpikunpad.wordpress.com
Pernah punya pengalaman sebagai asisten dosen atau tutor akan sangat membantu kamu yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat pascasarjana. Dalam proses admisi dan pencarian beasiswa, kamu yang pernah punya pengalaman sebagai asisten dosen akan jauh lebih dihargai.
Sudah dapat pasangan yang stabil di usia 20-an itu penting sih. Paling tidak kamu sudah tahu dengan siapa hidup akan dijalani ke depannya. Tapi kalau memang waktumu belum datang, ingatlah masih ada kesempatan lain yang juga sangat berharga untuk kamu lewatkan.
Lagian asisten dosen yang jomblo akan lebih menarik kan, dibanding orang yang punya pasangan tapi nihil prestasi?

12. Bisa Mempublikasikan Karyamu Di Media Umum

Bisa mempublikasikan karya di media umum
Bisa mempublikasikan karya di media umum viananindevismayasari.blogspot.com
Menerbitkan karya di media luar jadi bukti bahwa kemampuanmu sudah cukup bisa bersaing dengan orang lain di luar lingkungan nyamanmu selama ini. Usia 20-an sepatutnya jadi titik kesiapan bagimu untuk menghadapi persaingan kerja yang keras di luar sana.
Daripada cuma menunggu jodoh yang tak kunjung datang, kenapa kamu tidak manfaatkan waktu dan tenagamu untuk menghasilkan karya yang cukup layak untuk diterbitkan? Karyanya apa, terserah kamu. Mulai dari cerpen, artikel opini, foto hingga lukisan. Semua tergantung kegemaranmu.
Kebanggaan saat karyamu diterima dan dinikmati khalayak luas akan membuatmu lebih bersemangat untuk menciptakan karya-karya selanjutnya yang lebih berkualitas.

13. Dapat Pengalaman Kerja

Dapat pengalaman kerja
Dapat pengalaman kerja via institutkulinertristar.blogspot.com
Pengalaman kerja adalah hal yang akan membedakanmu dari fresh graduates lain diluar sana. Sarjana yang sudah pernah bekerja sebelumnya akan lebih diperhitungkan oleh perusahaan, karena dianggap lebih bisa menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang sebenarnya.
Mencari pengalaman kerja di usiamu yang memasuki angka 20-an sebenarnya jauh lebih penting dari sekedar punya pacar. Hati bisa menunggu nanti, tapi pengalaman kerja harus kamu kumpulkan banyak-banyak mulai hari ini.

14. Mengerahkan Tenaga Untuk Membanggakan Keluarga

Membanggakan kedua orang tua
Membanggakan kedua orang tua via roscopictura.com
Apa yang lebih menyenangkan dari melihat senyum bangga kedua orang tua yang telah membesarkan kita selama ini? Mereka yang berjuang dalam diam, memberikan semua yang mereka miliki demi kebaikan dan kesuksesan anak-anaknya.
Usia muda nan produktif sepatutnya tidak hanya jadi momen berburu tambatan hati. Kamu juga harus bisa menggunakan energi dan kreativitas mudamu untuk membanggakan keluarga yang dengan takzim terus jadi pendukung setiamu.
Bukankah doa dan restu dari mereka juga akan jadi pemberi kemudahan bagimu untuk menemukan pasangan yang menggenapkan?

15. Menjajal Buka Usaha Kecil-Kecilan

Mencoba buka usaha kecil-kecilan
Mencoba buka usaha kecil-kecilan via www.teropongbisnis.com
Kalau cita-citamu ingin jadi orang yang super kaya, jadi karyawan seumur hidup tidak akan jadi jawabannya. Jika kamu mau kaya, satu-satunya jalan yang paling masuk akal adalah dengan menciptakan peluang bisnismu sendiri.
Gunakan waktumu untuk menggodok ide bisnis dan merealisasikannya. Tidak perlu bisnis yang membutuhkan modal fantastis. Kamu bisa mulai dengan usaha yang modalnya kecil dan bisa kamu kerjakan di sela kesibukanmu. Usaha-usaha seperti apa? Hipwee pernah membahasnyadisini.
Belajar mengelola usaha sendiri akan membuat kamu jadi orang yang lebih peka terhadap berbagai peluang yang ada di sekitar. Bukan tidak mungkin juga loh, dari kegiatan ini kamu akan bertemu dia yang juga punya renjana serupa.

16. Belajar Hidup Di Atas Kaki Sendiri

Belajar mengandalkan diri sendiri
Belajar mengandalkan diri sendiri via hiburan.plasa.msn.com
Terkadang kita memilih menjalani hubungan karena takut didera sepi yang tidak berkesudahan. Hubungan pacaran seakan jadi jalan keluar bagi semua permasalahan hidup. Padahal tidak semua kesepian akan hilang dengan dampingan orang. Terkadang kamu hanya perlu berdamai dengan perasaan itu.
Penting bagimu yang berusia 20-an untuk belajar mengandalkan diri sendiri. Kamu harus nyaman melakukan apapun sendirian. Kamu perlu punya keyakinan dalam mengambil keputusan-keputusan besar seorang diri – sebelum melibatkan orang lain nantinya.
Dia yang sudah bisa menghadapi kesendiriannya dengan bijak, akan jadi pasangan yang lebih menghargai pendampingan. Pasangan yang berjalan disisi tidak akan lagi dianggap hanya sebagai penghilang sepi.

17. Bertumbuh Jadi Pribadi Yang Bermanfaat Untuk Orang Lain

Jadi pribadi yang bermanfaat
Jadi pribadi yang bermanfaat via satusungai.wordpress.com
Manusia yang paling baik adalah dia yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Dia yang pintar, kaya dan cantik menawan tidak akan berarti apa-apa selama tidak bisa memberikan manfaat bagi sesama.
Daripada sekedar memikirkan kapan pasangan yang kamu idamkan akan datang padamu, lebih baik kamu fokus jadi orang yang bisa membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitar. Manfaatkan kemampuan yang kamu miliki untuk berbagi dengan sesama.
Dengan manfaat yang kamu berikan ke lingkungan sekitar, hal-hal baik juga akan datang padamu. Pencapaian sesungguhnya bukan terletak pada hangat dan penuh cintanya hatimu. Tapi saat kamu bisa memberikan apa yang kamu miliki untuk kebaikan orang-orang  di sekitarmu.

Setelah membaca hal-hal diatas, apakah kamu masih galau karena belum punya pacar di umur 20-an? Jika ditilik lagi, ternyata masih banyak hal yang lebih penting dari sekedar urusan hati kan? Selamat melanjutkan hidup! Semoga kita semua tumbuh jadi pribadi yang lebih baik.