Senin, 28 Juli 2014

Cerita dibalik Malasnya MUDIK

memang hal baru kadang datang secara tidak terduga. mungkin yang dimaksud dengan membaca adalah bukan hanya sekedar membaca buku yang katanya adalah jendela dunia, namun membaca secara luas, membaca keadaan, membaca situasi, toleransi. inilah yang dimaksud dengan "IQRA'".

ya, menjelang hari raya idul fitri memang heboh yang masalah tentang mudik. yaitu bersilaturahmi dengan sanak keluarga dan kerabat terdekat. dan aku memperoleh hal yang tidak terduga yang saya sebut tadi.

awalnya, sebenarnya saya males untuk mudik, kenapa ?, karena perjalanan mudik yang jauh dan sangat-sangat melelahkan. dan saya mengatakan kepada bapak saya bahwa saya agak malas untuk mudik dan minta untuk berlebaran disini saja, di rumah. namun, bapak saya tiba-tiba marah. ya jelas. beliau mengatakan " kamu ini masih punya kakek nenek yang lengkap dan masih hidup semua. mumpung masih ada dan masih hidup sebisa dan sesempat mungkin untuk menjenguk yang mungkin hanya sejenak. memang disini saya yang tidak berperasaan. beliau melanjutkan.
 "bapak ini masih punya orang tua, dan masih hidup semua, dan bapak sudah lama merantau dan hanya setahun sekali jenguk mbahmu itu. coba kamu bayangkan, kamu merantau jauh-jauh., jauh dari orang tua, gimana perasaan kamu le ?, memang karena kamu sekarang masih hidup sama bapak dan ibu le, jadi kamu belum bisa merasakan jauh dari orang tua dalam waktu yang lama, atau mungkin selamanya. ini kesempatan le, kesempatan silaturahmi, jangan sampai putus, kalo putus habislah sudah. bapak ini dari kemarin" menangis dalam hati, rindu sama orang tua, mbahmu sekarang sakit-sakitan, bapak meskipun jauh dari orang tua tetep mengusahakan untuk tetap silaturahmi walaupun setahun sekali ".

ini kata-kata yang membuat saya terdiam, terheran, dan juga turut menangis dalam hati. memang benar, saya saja yang tidak berperasaan, saya masih muda dan sudah mengeluh untuk MUDIK, dan orang tua saya yang sudah tua tetap berusaha mudik. ya benar, memang saya yang tidak berperasaan. dan dari ini saya mencoba untuk belajar membaca situasi, kondisi, dan selanjutnya bertoleransi.

temen-temen anak muda. silaturahmi itu sangat penting.,penting.,penting sekali. mungkin saat ini kita tidak membutuhkan mereka, namun, suatu saat nanti jika kita tertimpa musibah, siapa lagi yang akan menolong kita ??, tentulah keluarga, kerabat dekat, dan juga tetangga. ini adalah tiga elemen penting untuk kita harus tetap menjaga tali silaturahmi...

jafi teman-teman anak muda, tetap berhati lapang yaa.,., jangan hanya menjadi diri sendiri saja, tapi cobalah untuk menempatkan diri di posisi orang lain, atau mungkin bahkan menempatkan diri sebagai orang tua kita. saatnya kita membayar hutang-hutang kita pada orang tua.,., hehehe.,

oke., 
salam ANAK MUDA INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon kritik dan saran temen-temen Anak Muda. jangan di kritik saja, juga beri saran supaya halaman ini menjadi inspirator bagi temen-temen Anak Muda.